Keseharian seorang muslim wajib selalu terikat hukum syariat. Kehidupan muslim yang terbaik adalah mengikatkan diri dengan adab-adab yang telah dituntunkan Rasulullah sholollah alaihi wassalam. Mulai dari mau tidur, saat tidur dan setelah bangun. Segala aktifitasnya pasti terikat pada sunah-sunah Rasul, tata kehidupan nabi, para sahabat dan ulama’. Panduan kehidupan muslim parktis dan singkat di bawah ini diharapkan bermanfaat untuk memberi peluang meningkatnya keimanan, ketaqwaan, prilaku santun dan berbudaya. Bagaimana jadinya prilaku seseorang jika dibiarkan tanpa berjalan di atas adab-adab yang dikendalikan oleh syariah. Mungkin seperti prilaku binatang. Atau mungkin lebih jahat. Lebih buruk dari binatang. Jika binatang berprilaku buruk hanya karena instinknya sedangkan kita berprilaku buruk karena otak kita. Keburukan yang dimanagemeni? Wahhh, pasti dasyat.
A. TERKAIT DIRI SENDIRI
a. TIDUR
1. Mencuci kaki, tangan agar terjaga kebersihan
2. Berdo’a sebelum tidur
3. Diusahakan dalam keadaan suci, memiliki wudlu
4. Sholat witir sebelum tidur jika dikwatirkan tidak mampu bangun malam
5. Tirulah posisi tidur Rasulullah, Insya Allah jika diperlukan kita bahas tersendiri
b.MAKAN
1.Cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
2.Diimulai dengan “basmalah” kemudian dilanjutkan do’a sebelum dan sesudah makan.
3.Niatlah makan agar kuat dalam beribadah pada Allah Ta’ala
4.Makan yang tersedia tidak pilih-pilih makanan
5.Dengan tangan kanan.
6.Jangan berdiri, berjalan dan atau tidur-tiduran.
7.Hargai makanan sebagai rezeki karena itu jangan mencacatnya walau tidak disuka.
8.Usahakanbersama-sama.
9.Berhenti sebelum kenyang, tidak boleh berlebihan, tidak terlalu kenyang
10.Memulai ambil makanan dari pinggir
11.Ambil makanan yang terdekat dan atau terjangkau tangan
12. Hendaknya tidak bersisa makanan yang telah diambilnya, itu mubadzir, jadi sampah.
13. Makanan yang panas tidak boleh ditiup, nanti hingga dapat dimakan, tidak ditiup.
14. Akhiri dengan hamdalallah sebagai rasa syukur dan dilanjutkan do’a
c. MINUM
1.Dimulai “basmalah”.
2.Gunakan tangan kanan.
3.Jangan sambil berjalan dan tidur-tiduran atau berdiri (bolehnya minum sambil berdiri hanya sekali-kali saja, bukan kebiasaan)
4.Tidak mencacat minuman
5.Tidak menghembuskan nafas dalam minum
d. BELAJAR
1.Dimulai dengan do’a awal majlis atau do’a belajar.
2.Usahakan punya wudlu sehingga dalam keadaan suci dari hadats.
3.Pakain harus nutup aurot (sopan, rapi)
4.Akhiri dengan do’a akhir majlis
e. MAJLIS
1.Memberi salam jika majlis belum dimulai, jika sudah dimulai kita terlambat tidak perlu memberi salam
2.Mendengar dan memperhatikan majlis, tentu tidak gaduh
3.Jika akan meninggalkan majlis mintalah izin
4.Akhiri masjili dengan istigfar atau do’a akhir majlis
5.Usahakan bersalaman sebelum pisah
f. DI KAMAR MANDI
1.Do’a masuk dan keluar
2.Tidak sebut namaAllah
3.Tidak bawa barang yang bertulisan nama-nama Allah
4.Kaki kiri dulu saat masuk
5.Kaki kanan saat keluar
6.Tidak menghadap arah kiblat atau membelakanginya
7.Bersihkan kotoran di tubuh atau di lantai yang ditinggalkannya
8.Jangan disertai ngobrol, gurai, nyanyi-nyanyi
g. PAKAIAN
1.Pilih pakaian yang nutup aurat.
2.Memulai dari bagian kanan, dan bila melepas memulainya dari bagian kiri.
3.Baca do’a
4.Pakaian bukan untuk pamer atau sombong
5.Untuk wanita gunakan pakaian yang longgar, tidak menampakkan lekuk tubuh
h. Di JALAN.
1.Berjalan tidak dengan kesombongan
2.Jangan gurau atau bernyanyi-nyanyi, nanti dikira orang gila. Bahaya lhoo jika gila beneran
3.Tentu tidak boleh ganggu orang lain, usil, bersiul-siul, ngeledek dan lainnya
4.Gunakan pinggir, trotoar, jika di tengah jalan ditabrak truk
5.Lihat arah depan
6.Ucapkan salam jika ketemu sesama muslim
i. PERGI
1.Saat akan pergi mintalah izin atas orang yang berkuasa pada diri kita saat itu.
2.Baca do’a ketika keluar rumah
3.Baca do’a saat naik kendaraan
4.Pakaian harus nutup aurot
5.Hindari segala kemaksiatan
6.Kusus untuk wanita harus dengan mahramnya
7.Waktu yang baik siang hari
8.Jika rombongan harus ada amir safar
9.Jika urusan tuntas segeralah pulang
10. Bawalah oleh-oleh yang ada di rumah
11. Bawalah bekal sesuai kondiri diri anda, negeri anda atau keadaan saat itu
j. JENGUK ORANG SAKIT
1.Bacalah do’a untuk kesembuhannya.
2.Tanyakan kondisi kesehatannya
3.Beri semangat untuk kesembuhan
4.Secukupnya jangan menjadi beban yang sakit
5.Bawalah hadiah
6.Saling mendo’akan
B. TERKAIT PERGAULAN
a. BERGURAU
1.Canda harus disertai dengan kebenaran.
2.Tidak disertai dusta.
3.Tidak tertawa terbahak-bahak.
4.Saat bergurau tidak boleh menyakiti hati teman dan mengumpat.
b. BERGAUL
1.Pilih yang sholeh, yang mengarahkan ke kebaikan
2.Rendah hati dan tidak sombong
3.Saling mengasihi dan menyayangi
4.Menjaga teman dari ganggungan pihak lain
5.Saling menolong
6.Saling menasehati
7.Saling memaafkan
8.Jaga jangan ada perselisihan.
c.SAAT BERTAMU
1.Ketuk pintu atau minta izin
2.Ucapkan salam ketika mau masuk rumah.
3.Berdiri di samping pintu tidak di tengah pintu.
4.Tidak mengusai pembicaraan, lebih baik mendengar
5.Minta izin jika akan ke kamar kecil atau memiliki keperluan
6.Jika ada rezeki membawa hadiah saat bertamu
d.SESAMA TETANGGA
1.Jaga keselamatan tetangga
2.Jangan ada rasa iri dengki
3.Jaga perasaa tetangga sehingga kita tidak memamerkan atau memanas-manasi
4.Jenguk saat sakit.
5.Ta’ziyah jika ada yang meninggal dunia
6.Saling menolong
7.Sesering mungkin memberi hadiah
8.Saling memaafkan atas kesalahan
9.Musik dan atau keramaian di rumah kita jangan mengganggu ketenangan istirahat tetangga.
10. Jika di rumah kita ada tamu bermalam, sampaikan ke tetangga tamu kita agar tidak ada kecurigaan
11. Jika ada amanah untuknya segera sampaikan
C. TERKAIT IBADAH
a. WUDHU
1.Mulailah dengan baca basmalah dan bersiwak.
2.Membasuh kedua telapak tangan.
3.Berkumur
4.Menghisap air ke hidung..
5.Usap jenggot bagi bapak-bapak
6.Membersihkan jari-jari
7.Memulai dari yang kanan
8.Gunakan air yang baru setiap memulai basuhan
9. Do’a di tengaj wudlu
10. Do’a sesudah wudlu
b. TAYAMMUM
1.Mulailah dengan basmalah
2.Bertayammum hanya dilakukan jika tidak ada air atau saat ada luka atau sakit
3.Pilihlah debu yang baik, bersih, tidak yang kotor penuh kuman
c. ADZAN
1.Dalam keadaan suci
2.Dengan berdiri, hadap kiblat.
3.Menghadapkan kepala, leher dan dada ke arah kanan saat baca “Hayya alas Shalat” ke kiri saat baca “Hayya alal Falah”.
4.Suara yang merdu serta keras
5.Jangan diselingi berbicara
6.Baca do’a seusai adzan.
d. SHALAT
1.Diusahakan berjama’ah.
2.Di awal awal waktu paling tidak tepat waktu
3.Tempelkan pundak, lutut dan mata kaki dengan di sebelahnya.
4.Berpakaian menutupi aurat
5.Bersiwak,
6.Baca do’a masuk shaf.
7.Menjawab “amin” ketika imam membaca “waladhalliin”.
8.Tuma’niniah
9.Arahkan pandangan ke tempat sujud.
10.Bagi kaum lelaki membuka mata kaki tidak isbal.
11.Duduk istirahah (sebelum berdiri)
e. DO’A
1.Dalam kondisi suci
2.Pilih lafal do’a dari Rasulullah.
3.Mulailah dengan hamdalah dan shalawat nabi.
4.Usahakan hadap kiblat
5.Disertai keyakinan bahwa do’a akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala
6.Angkat tangan
7.Pilih waktu-waktu mustajab
f. MASJID
Terkait dengan keutamaan masjid makan harus diperhatikan adab-adab:
1.Dahulukan kaki kanan
2.Baca do’a saat masuk
3.shalat tahiyatul masjid dua rakaat
4.Ber-i’tikaf
5.Tidak jalan, lewat di depan orang yang sedang shalat
6.Berpakain nutup aurat
7.Jaga kebersihan dan kesucian masjid.
8.Tidak meludah di dalam masjid
9.Keluar masjid dengan kaki kiri dulu
10.Baca do’a keluar masjid
g.TADARUS QUR’AN
1.Dalam keadaan suci
2.Dimulai dengan ta’awwudh dan basmalah.
3.Baca secara tartil
4.Usahakan suara merdu
5.Menghayati isi kandungan dan maksud dari bacaan
D. TERKAIT ORANG YANG HARUS DIMULYAKAN
Dalam agama kita terdapat aturan yang jelas bagaimana seorang anak harus berbakti pada kedua orang yang harus dimulyakan. Adab-adabnya sangat rinci dan jelas. Paling tidak adalah:
Pertama untuk kedua orang tua kita:
1.Taati semua perintahnya
2.Bicaralah dengan lemah lembut
3.Tidak membuang muka
4.Tidak bermuka masam
5.Minta izin jika akan keluar rumah atau melaksanakan keperluan lainnya
6.Jawablah paggilannya dengan segera, sesegera mungkin
7.Muliakanlah para sahabat orang tua kita
8.Selalu mendoakan
9.Mendahulukan kepentingan kedua orang tua kita dibanding kepentingan diri sendiri
10. Pahami perasaan dan bahasa tubuh
11. Jangan membantah jika tidak setuju
12. Sampaikan segala permintaan sesuai kondisi kedua orang tua kita
Kedua untuk guru-guru kita:
1.Ambil dan laksanakan nasehatnya
2.Hormati guru-guru kita sebagaimana kita hormati orang tua kita
3.Do’akan setiap saat
4.Cium tangannya setiap kali bertemu dengan tawadlu’
5.Bershilaturahim jika ada rezeki alangkah mulyanya dengan membawa hadiah
6.Segera jenguk bila beliau sakit
Tulisan singkat ini diharapkan jadi panduan praktis hidup dalam naungan syariah. Kedamaian dalam payung syariah akan kita temukan.
by Imam Mawardi
Monday, 24 December 2007
Saturday, 22 December 2007
Global Warming?
Definition of Global Warming: Gradual increase in the earth's surface temperature.
Popular usage definition: Warming caused by human activity.
Technical term for this: Anthropogenic global warming.
Definition of Greenhouse Gas: A gas, like CO2, which traps the sun's heat.
The debate: Is the observed global warming natural or man made?
Human causes: Carbon dioxide (CO2), e.g. exhaust from cars and power plants.
Natural causes: Some claim the sun is getting hotter.
U.S. Government Position: The Energy Act of 2005 states: "the President shall establish a Committee on Climate Change Technology [which] shall submit to the Secretary and the President a national strategy to promote the deployment and commercialization of greenhouse gas intensity reducing technologies and practices."
History: In 1896 Svante Arrhenius (1903 Nobel Prize in Chemistry) predicted the decrease in CO2 needed to cause past ice ages. He wasn't far off, and it is not a large decrease. This helped confirm the 1859 prediction that human-produced increases in CO2 would cause just the reverse: global warming.
What Causes Global Warming, human activity or the sun? The final answer is not in, but you can see the results so far. (1) Exhaust is clearly the source of CO2. (2) Everyone now agrees the earth is warming. (3) Decide for yourself if warming is better explained by CO2, or the sun's heat.
The Effects of Global Warming. We can see the long-term effects coming in the melting of polar ice and glaciers. But a powerful trend in Atlantic hurricane data indicates we can already see the impact. Katrina was partly the result of a normal weather cycle, but that cannot explain away stronger hurricanes world wide.
Can we Stop Global Warming? It's too late for that, but we can slow it down and lessen its effects. CO2 does not last as long in the air as was once thought, so the big problem is slowing human use of fossil energy, especially coal. (Especially since CO2 goes into the ocean and destroys coral reefs.)
The Amazing History of Global-Warming Science
John Tyndall, an English scientist in the forefront of the ice-age debate of the 1800’s, wondered how the climate could have changed so much. He suspected the atmosphere, which was known to have the ability to trap the sun’s heat. Working in his laboratory, in 1859 he found the most important greenhouse gas was water vapor (H2O), but that carbon dioxide (CO2) was also effective.
In 1896 Arrhenius completed a laborious numerical computation which suggested that cutting the amount of CO2 in the atmosphere by half could lower the temperature in Europe some 4-5°C (roughly 7-9°F) — that is, to an ice age level.
In the 1990’s French and Russian scientists extracted a mile and a half deep ice core from Antarctica. Analysis by an international team found that over the four ice-age cycles in the last 400,000 years, CO2 dropped in step with the temperature but only by about one third, not one half. That could easily be because other greenhouse gases changed with CO2. This is either confirmation of the 1896 prediction, or an amazing coincidence.
Popular usage definition: Warming caused by human activity.
Technical term for this: Anthropogenic global warming.
Definition of Greenhouse Gas: A gas, like CO2, which traps the sun's heat.
The debate: Is the observed global warming natural or man made?
Human causes: Carbon dioxide (CO2), e.g. exhaust from cars and power plants.
Natural causes: Some claim the sun is getting hotter.
U.S. Government Position: The Energy Act of 2005 states: "the President shall establish a Committee on Climate Change Technology [which] shall submit to the Secretary and the President a national strategy to promote the deployment and commercialization of greenhouse gas intensity reducing technologies and practices."
History: In 1896 Svante Arrhenius (1903 Nobel Prize in Chemistry) predicted the decrease in CO2 needed to cause past ice ages. He wasn't far off, and it is not a large decrease. This helped confirm the 1859 prediction that human-produced increases in CO2 would cause just the reverse: global warming.
What Causes Global Warming, human activity or the sun? The final answer is not in, but you can see the results so far. (1) Exhaust is clearly the source of CO2. (2) Everyone now agrees the earth is warming. (3) Decide for yourself if warming is better explained by CO2, or the sun's heat.
The Effects of Global Warming. We can see the long-term effects coming in the melting of polar ice and glaciers. But a powerful trend in Atlantic hurricane data indicates we can already see the impact. Katrina was partly the result of a normal weather cycle, but that cannot explain away stronger hurricanes world wide.
Can we Stop Global Warming? It's too late for that, but we can slow it down and lessen its effects. CO2 does not last as long in the air as was once thought, so the big problem is slowing human use of fossil energy, especially coal. (Especially since CO2 goes into the ocean and destroys coral reefs.)
The Amazing History of Global-Warming Science
John Tyndall, an English scientist in the forefront of the ice-age debate of the 1800’s, wondered how the climate could have changed so much. He suspected the atmosphere, which was known to have the ability to trap the sun’s heat. Working in his laboratory, in 1859 he found the most important greenhouse gas was water vapor (H2O), but that carbon dioxide (CO2) was also effective.
In 1896 Arrhenius completed a laborious numerical computation which suggested that cutting the amount of CO2 in the atmosphere by half could lower the temperature in Europe some 4-5°C (roughly 7-9°F) — that is, to an ice age level.
In the 1990’s French and Russian scientists extracted a mile and a half deep ice core from Antarctica. Analysis by an international team found that over the four ice-age cycles in the last 400,000 years, CO2 dropped in step with the temperature but only by about one third, not one half. That could easily be because other greenhouse gases changed with CO2. This is either confirmation of the 1896 prediction, or an amazing coincidence.
Monday, 17 December 2007
32 Cara Berbakti kepada Orangtua
1. Berbicaralah kamu kepada kedua orang tuamu dengan adab dan janganlah mengucapkan ah kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.
2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.
3. Lemah lembutlah kepada kedua orangtuamu, janganlah bermuka masam serta memandang mereka dengan pandangan yang sinis.
4. Jagalah nama baik, kemuliaan, serta harta mereka. Janganlah engkau mengambil sesuatu tanpa seizin mereka.
5. Kerjakanlah perkara-perkara yang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa diperintah. Seperti melayani mereka, belanja ke warung, dan pekerjaan rumah lainnya, serta bersungguh-sungguhl dalam menuntut ilmu.
6. Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam seluruh kegiatanmu. Dan berikanlah alasan jika engkau terpaksa menyelisihi pendapat mereka.
7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, ya ibu, ya ayah.
8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orang tuamu masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.
9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan mereka berdua. Santun dan beradablah ketika menjelaskan yang benar kepada mereka.
10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula engkau angkat suaramu kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedang berbicara, beradablah ketika bersama mereka. Janganlah engkau berteriak kepada salah seorang saudaramu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka berdua.
11. Bersegeralah menemui keduanya jika mereka mengunjungimu, dan ciumlah kepala mereka.
12. Bantulah ibumu di rumah. Dan jangan pula engkau menunda membantu pekerjaan ibumu.
Janganlah engkau pergi jika mereka berdua tidak mengizinkan meskipun itu untuk perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat maka berikanlah alasan ini kepada mereka dan janganlah putus komunikasi dengan mereka.
13. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka.
14. Jika engkau kecanduan merokok, maka janganlah merokok di hadapan mereka.
15. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.
16. Janganlah engkau berdusta kepada mereka dan jangan mencela mereka jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.
17. Jangan engkau utamakan istri dan anakmu di atas mereka. Mintalah keridhaan mereka berdua sebelum melakukan sesuatu karena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.
18. Jangan engkau duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan engkau julurkan kakimu di hadapan mereka karena sombong.
19. Jangan engkau menyombongkan kedudukanmu di hadapan bapakmu meskipun engkau seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai engkau mengingkari kebaikan-kebaikan mereka berdua atau menyakiti mereka walaupun dengan hanya satu kalimat.
20. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh. Ini merupakan aib bagimu. Engkau juga akan melihat ini terjadi pada anakmu. Sebagaimana engkau memperlakukan orang tuamu, begitu pula engkau akan diperlakukan sebagai orang tua.
21. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi mereka. 22. Berterimakasihlah atas perawatan mereka serta atas kesulitan yang mereka hadapi. Hendaknya engkau mengambil pelajaran dari kesulitanmu serta deritamu ketika mendidik anak-anakmu.
23. Orang yang paling berhak untuk dimuliakan adalah ibumu, kemudian bapakmu. Dan ketahuilah bahwa surga itu di telapak kaki ibu-ibu kalian.
24. Berhati-hati dari durhaka kepada kedua orang tua serta dari kemurkaan mereka. Engkau akan celaka dunia akhirat. Anak-anakmu nanti akan memperlakukanmu sama seperti engkau memperlakukan kedua orangtuamu.
25. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka karena hal itu akan memberatkan mereka berdua.
26. Jika engkau mampu mencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah kedua orangtuamu.
27. Sesungguhnya orang tuamu punya hak atas dirimu. Begitu pula pasanganmu (suami/istri) memiliki hak atas dirimu. Maka penuhilah haknya masing-masing. Berusahalah untuk menyatukan hak tersebut apabila saling berbenturan. Berikanlah hadiah bagi tiap-tiap pihak secara diam-diam.
28. Jika kedua orang tuamu bermusuhan dengan istrimu maka jadilah engkau sebagai penengah. Dan pahamkan kepada istrimu bahwa engkau berada di pihaknya jika dia benar, namun engkau terpaksa melakukannya karena menginginkan ridha kedua orang tuamu.
Jika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu di dalam masalah pernikahan atau perceraian, maka hendaknya kalian berhukum kepada syariat karena syariatlah sebaik-baiknya pertolongan bagi kalian.
29. Doa kedua orang itu mustajab baik dalam kebaikan maupun doa kejelekan. Maka berhati-hatilah dari doa kejelekan mereka atas dirimu.
30. Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya". (Muttafaqun alaihi).
31. Kunjungilah mereka disaat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat.
32. Banyaklah berdoa bagi mereka berdua dengan mengucapkan, Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Wahai Rabb-ku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil.
by Asy-Syaikh Muhammad Jamil Zainu
2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.
3. Lemah lembutlah kepada kedua orangtuamu, janganlah bermuka masam serta memandang mereka dengan pandangan yang sinis.
4. Jagalah nama baik, kemuliaan, serta harta mereka. Janganlah engkau mengambil sesuatu tanpa seizin mereka.
5. Kerjakanlah perkara-perkara yang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa diperintah. Seperti melayani mereka, belanja ke warung, dan pekerjaan rumah lainnya, serta bersungguh-sungguhl dalam menuntut ilmu.
6. Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam seluruh kegiatanmu. Dan berikanlah alasan jika engkau terpaksa menyelisihi pendapat mereka.
7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, ya ibu, ya ayah.
8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orang tuamu masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.
9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan mereka berdua. Santun dan beradablah ketika menjelaskan yang benar kepada mereka.
10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula engkau angkat suaramu kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedang berbicara, beradablah ketika bersama mereka. Janganlah engkau berteriak kepada salah seorang saudaramu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka berdua.
11. Bersegeralah menemui keduanya jika mereka mengunjungimu, dan ciumlah kepala mereka.
12. Bantulah ibumu di rumah. Dan jangan pula engkau menunda membantu pekerjaan ibumu.
Janganlah engkau pergi jika mereka berdua tidak mengizinkan meskipun itu untuk perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat maka berikanlah alasan ini kepada mereka dan janganlah putus komunikasi dengan mereka.
13. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka.
14. Jika engkau kecanduan merokok, maka janganlah merokok di hadapan mereka.
15. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.
16. Janganlah engkau berdusta kepada mereka dan jangan mencela mereka jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.
17. Jangan engkau utamakan istri dan anakmu di atas mereka. Mintalah keridhaan mereka berdua sebelum melakukan sesuatu karena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.
18. Jangan engkau duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan engkau julurkan kakimu di hadapan mereka karena sombong.
19. Jangan engkau menyombongkan kedudukanmu di hadapan bapakmu meskipun engkau seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai engkau mengingkari kebaikan-kebaikan mereka berdua atau menyakiti mereka walaupun dengan hanya satu kalimat.
20. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh. Ini merupakan aib bagimu. Engkau juga akan melihat ini terjadi pada anakmu. Sebagaimana engkau memperlakukan orang tuamu, begitu pula engkau akan diperlakukan sebagai orang tua.
21. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi mereka. 22. Berterimakasihlah atas perawatan mereka serta atas kesulitan yang mereka hadapi. Hendaknya engkau mengambil pelajaran dari kesulitanmu serta deritamu ketika mendidik anak-anakmu.
23. Orang yang paling berhak untuk dimuliakan adalah ibumu, kemudian bapakmu. Dan ketahuilah bahwa surga itu di telapak kaki ibu-ibu kalian.
24. Berhati-hati dari durhaka kepada kedua orang tua serta dari kemurkaan mereka. Engkau akan celaka dunia akhirat. Anak-anakmu nanti akan memperlakukanmu sama seperti engkau memperlakukan kedua orangtuamu.
25. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka karena hal itu akan memberatkan mereka berdua.
26. Jika engkau mampu mencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah kedua orangtuamu.
27. Sesungguhnya orang tuamu punya hak atas dirimu. Begitu pula pasanganmu (suami/istri) memiliki hak atas dirimu. Maka penuhilah haknya masing-masing. Berusahalah untuk menyatukan hak tersebut apabila saling berbenturan. Berikanlah hadiah bagi tiap-tiap pihak secara diam-diam.
28. Jika kedua orang tuamu bermusuhan dengan istrimu maka jadilah engkau sebagai penengah. Dan pahamkan kepada istrimu bahwa engkau berada di pihaknya jika dia benar, namun engkau terpaksa melakukannya karena menginginkan ridha kedua orang tuamu.
Jika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu di dalam masalah pernikahan atau perceraian, maka hendaknya kalian berhukum kepada syariat karena syariatlah sebaik-baiknya pertolongan bagi kalian.
29. Doa kedua orang itu mustajab baik dalam kebaikan maupun doa kejelekan. Maka berhati-hatilah dari doa kejelekan mereka atas dirimu.
30. Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya". (Muttafaqun alaihi).
31. Kunjungilah mereka disaat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat.
32. Banyaklah berdoa bagi mereka berdua dengan mengucapkan, Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Wahai Rabb-ku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil.
by Asy-Syaikh Muhammad Jamil Zainu
Saturday, 1 December 2007
Life Problem
Suatu hari, Imam Al Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu ia mengajukan enam pertanyaan. Pertama, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya.
Imam Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "mati". Sebab kematian adalah janji Allah SWT. "Setiap yang bernyawa (pasti) akan merasakan mati." (QS Ali Imran [3]: 185). Lalu Imam Ghazali meneruskan pertanyaan kedua, "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar.
Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Imam Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga, "Apa yang paling besar di dunia ini?" Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghazali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu".
Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka. Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?" Di antara muridnya ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban hampir benar, kata Imam Ghazali, tapi yang paling berat adalah "memegang amanah." Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?" Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghazali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan "shalat".
Lalu pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang...?" Benar kata Imam Ghazali, tetapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan kematian, senantiasa belajar dari masa lalu, dan tidak memperturutkan nafsu? Sudahkah kita mampu mengemban amanah sekecil apapun, senantiasa menjaga shalat, dan selalu menjaga lisan kita?
by Bahron Anshori
source: Republika newspaper
Imam Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "mati". Sebab kematian adalah janji Allah SWT. "Setiap yang bernyawa (pasti) akan merasakan mati." (QS Ali Imran [3]: 185). Lalu Imam Ghazali meneruskan pertanyaan kedua, "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?" Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar.
Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya. Imam Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga, "Apa yang paling besar di dunia ini?" Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghazali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu".
Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka. Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?" Di antara muridnya ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban hampir benar, kata Imam Ghazali, tapi yang paling berat adalah "memegang amanah." Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?" Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghazali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan "shalat".
Lalu pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang...?" Benar kata Imam Ghazali, tetapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan kematian, senantiasa belajar dari masa lalu, dan tidak memperturutkan nafsu? Sudahkah kita mampu mengemban amanah sekecil apapun, senantiasa menjaga shalat, dan selalu menjaga lisan kita?
by Bahron Anshori
source: Republika newspaper
Friday, 15 June 2007
Embrace Yourself
Lately, I've noticed a strange phenomenon: I spend large chunks of most days feeling great. After a few years of rough patches, setbacks and some mighty big speed bumps, this experience is truly new and it crept up on me so slowly, that it didn't sink in for a while.
So I've spent some time contemplating this phenomenon. But not too much time, because I feel too good to overanalyze. Here's what I've noticed: my perception of myself has made a seismic shift toward the positive. My thoughts and emotions have joined the shift and the rest of me has followed suit.
The feeling is one of gratitude, abundance and joy. It's also a feeling of acceptance - what if everything is exactly how it's supposed to be? What if every circumstance I encounter is an opportunity?
The shift culminates many years of work to dismantle old beliefs and perceptions of myself. Simultaneously, I've observed deliberate changes I've made in my actions and how I see myself.
A word about self-perception... Seeing yourself as the person you really are is fun. It's abundant to see all of the positive aspects of yourself and then deciding how you want to express them. We spend an inordinate amount of energy castigating ourselves for what we're not: we compare, we contrast, we negate. And sometimes we do this in the name of being "honest" with ourselves. But it's not honest to focus only on the negative - and it's not true.
Instead, examine the places where you shine. Answer these questions and do these exercises and I bet you'll feel better about yourself and what you so uniquely offer the world.
- What would a friend or colleague who thought the world of you say? Make a thorough list of the accomplishments and positive attributes they would list. No downplaying allowed. If you hear a voice in your head saying, "Oh, that? That was no big deal," put it on the list. If you feel guilty about an accomplishment or unsure of it, put it on the list. And of course, the accomplishments you feel great about will already be on the list.
- Take the process a step further and ask friends or colleagues directly for the same list.
- "What do you want to be when you grow up?" My four year old asks me this question almost daily. I'm not sure who or what prompted this line of questioning, but after several days of it, I started taking it more seriously. This question reconnects me with my passions. Where does it take you?
- Track your thoughts for a few days and record how many are positive and negative. When people begin tracking their thoughts, they'll often become aware that they engage in more negative thinking than they realize.
- Dream. Dreaming is a skill, actually a relational skill. It's a way to connect with you and with others. What are your dreams? What are the dreams you don't allow yourself to have? Where would you go if you took your mind off its self-restraining leash and let it wander?
- Follow your yearning. Notice what you yearn, what you long for - and you'll discover a dream, a desire or even an unmet need. Recognizing these stirring within ourselves is a profound way to embrace ourselves.
The Power of Desire
Have you ever considered that wanting is more than longing for something you don't have? Wanting is also about consciously nurturing a feeling of happiness. Don't you feel happy imagining having what you want to have or doing what you want to do?
The brain cannot tell the difference between an actual experience or a vividly imagined one. It simply reads the electrical impulses and chemicals compounds that your thoughts generate. Real or imagined? To your brain, it makes no difference.
But, what does make a difference is that by even just imagining having something you desire, you experience the same emotions you'd experience as if you actually had it. And in the long run, we're not after the thing, we're desiring the feeling we think the thing will give us. But, you are the only one who can generate a feeling, not a thing. How wonderful to know that we can have the feeling before, and even without, having the thing.
Desires are meant to feel good and when you're focused on what you truly want, you do feel good. But, what if thinking about your desire makes you feel bad? What if you want a loving relationship with your child, but all you do now is fight? If you are feeling bad when thinking of having a better relationship with your child, then you are not thinking of the happy potential, you are thinking of the undesired now. You are focused on what you don't want.
"You cannot desire something, predominantly focus on the absence of it, and then expect to receive it, because the vibrational frequency of it's absence and the vibrational frequency of its presence are very different frequencies." --Ask and It is Given, Esther Hicks
For every subject there are two parts: it and the lack of it. Imagining or experiencing what we desire always feels good. Imagining or experiencing the lack of what we desire always feels bad. Your feelings will indicate where your thoughts are centered.
Your thoughts feed your reality. Think of what you don't want and you'll get more of it. Think of what you do want and you'll get more of that. You are in total control of your experience of life. It can feel as you wish it to feel. But, it does require awareness of your feelings and the commitment to manage your own emotions. Small price to pay for happiness! "Desire is the starting point of all achievement, not a hope, not a wish, but a keen pulsating desire which transcends everything." —Napoleon Hill "It sometimes seems that we have only to love a thing greatly to get it." —Robert Collier "Whether it is a thought of something you want or a thought of something you do not want - your attention to it invites it into your experience." —Abraham
How to manage stress succesfully
- Recognize and learn from mistakes
It's a fact about life that everybody at some point will make mistakes. For many people, the mistake is made, learned from, corrected if possible and quickly forgotten. But some people carry on replaying the mistake over and over again for months - years in some cases - and it causes no end of stress and misery. When you're stressed, you can be vulnerable to this replaying of mistakes further exacerbating the stress. So avoid the urge to replay events from your past over and over again. Learn from them, find the positives, accept that you'll make mistakes from time to time, and move on as quickly as you can. - Regain control
Sometimes, life can be very difficult to cope with because you are dealing with a multitude of major events. For example, a relationship breakdown can trigger a number of events: the split itself, moving house, finances, social life and so on. During such trying times, the plate is already full and it's important to not pile the plate higher by making other major, life-altering decisions. Postpone changes at work, relationship commitments, house moves, etc. until the plate is less full and control has been regained. - Get some distance
If you're dealing with a stressful situation and you have a lot on your plate then it can be very hard to find solutions. At these times, you can feel as if you're caught up in the midst of a sandstorm and it can be nigh on impossible to see the way out. A good idea is to get some distance from your problems so you can gather your thoughts. If possible, take a day or even a weekend away from your usual surroundings, somewhere peaceful, and relax. Take a journal along so you can jot down any ideas. Distance away from problems can bring clarity and by relaxing, you'll be calmer and solutions will come far easier than when you are in the heat of battle. - Resolve to act
During an episode of stress, depression or anxiety, a belief that you are helpless can creep in. You say things like: "I can't do anything, things are totally beyond my control and there's no point in trying to do anything about it because nothing I do ever works." This is a very powerful and limiting belief. If you believe that you are helpless, then you will act accordingly because you won't take action to change things. Why would you if you strongly believe it is a hopeless cause? Helplessness is learned and it is also flawed. Many people are blind to the power they possess and a belief in helplessness keeps them in the dark. But just as helplessness is learned, it can be unlearned and a good way to start is to resolve to take action to create the outcomes you want. Keep writing down positive outcomes and keep taking action each and every day to move towards them. - Vary your days
Performing the same routines day in day out really can become a grind. Although routine gives us a sense of certainty and security, it can also make us feel like robots who live a predictable existence. This feeling can trigger stress, depression and anxiety as you don't enjoy life when you feel it is predictable. So try to vary your days: start and finish work at different times, don't eat the same types of meal each day (e.g. cereal for breakfast each day), vary how you start the day (go for a swim, a walk, a jog, rise at different times) and try to visit somewhere new at least twice a month (a restaurant, a museum, a theatre, a town etc.) as this will help to bring variety to life and keep life interesting. It's also a great way of easily managing stress without making major changes.
Subscribe to:
Posts (Atom)