Sunday 10 June 2018

Manajemen sampah di Taiwan, merubah masalah menjadi berkah

Sampah sudah menjadi isu masyarakat dunia yang luar biasa. Produksi sampah harian setiap keluarga dan industri menjadi ancaman yang nyata jika tidak dikelola dengan baik. Keberadaan keranjang sampah pun belum tentu menjadi solusi kebersihan sebab sebagai contoh di Taiwan sangat sulit kita temukan keranjang sampah di area publik namun tetap saja bersih, sehingga persoalan bukan di ketersediaan tapi mental. Sehingga tiap negara punya cara tersendiri mengelola sampahnya. Kali ini kita akan coba kupas bagaimana Taiwan melakukannya.

Pemerintah Taiwan di tahun 2000 mencoba melakukan revolusi terhadap pengelolaan sampah. Menurut harian Taipei Times yang dirilis 2011, caranya adalah memberikan dua pilihan kepada penduduknya untuk
  1. Membeli plastik khusus yang dijual pemerintah dengan harga tidak murah. Plastik sampah ini bisa digunakan untuk sampah jenis apa saja atau bahasa lain all we can throw
  2. Mensortir sampah rumah tangga sendiri agar dapat didaur ulang, kemudian dibungkus menggunakan plastik bebas
Sebagian besar penduduk Taiwan memilih opsi kedua demi penghematan meskipun harus mensortir sampahnya sebelum dibuang.

Blue plastic provided in minimarket
People unit to throw the trash
 Hebatnya lagi menurut Chen (2016) pada Jurnal Wall Street, Taiwan mampu mendaur ulang sampahnya hingga 55% jauh di atas Amerika Serikat pada angka 35%. Bahkan dalam jangka panjang Taiwan dengan populasi 23,5 juta penduduk ini berencana daur ulang sampahnya hingga total 100% alias zero waste. Rencana ini bagian dari konsekuensi Taiwan sebagai salah satu anggota negara yang tergabung dalam Environmental Protection Administration (EPA) yang memiliki komitmen bahwa setiap penduduk harus secara sadar dan mandiri mensortir sampahnya dalam tiga kategori yaitu sampah umum, sampah daur ulang dan sampah makanan/sayuran/buah-buahan. Masing-masing jenis sampah ini ada penangannya, sampah umum dibakar, sampah daur ulang didaur ulang menjadi produk bernilai, dan sampah makanan terbagi dua alternatif (yang mentah dijadikan pupuk kompos dan yang matang dijadikan makanan untuk ternak babi).

Hal menarik lainnya adalah strategi pengangkutan sampah. Pada jam tertentu selalu ada truk sampah kuning dengan suara musik instrumen “A Maiden’s Prayer” menghampiri titik-titik tertentu untuk mengangkut sampah. Begitu masayarakat mendengar musik klasik yang suaranya lebih seperti penjual es krim ini mereka langsung bergegas keluar dari rumahnya menuju titik pemberhentian truk sampah dan membuang sampah ke truk untuk dipadatkan. Biasanya truk kuning ini diikuti dengan truk kecil yang khusus membawa sampah daur ulang. Pingin tahu bagaimana suasana pengumpulan sampah di taiwan, simak video pada tautan berikut ini

https://www.youtube.com/watch?v=ainXwunVDw0

Sunday 13 May 2018

Serunya sewa sepeda You Bike (U-Bike) di Taipei

Traveling di Taiwan bukan melulu dengan transportasi city bus, inter-city bus, MRT (Mass Rapid Transportation), THSR (Taiwan High Speed Rail), maupun TRA (Taiwan Railway Administration) tetapi bisa juga menggunakan sepeda. Lantas bagaimana jika tidak punya sepeda? jangan khawatir karena pemerintah Taiwan menyediakan persewaan sepeda bernama U-Bike dengan kualitas bagus karena diproduksi dan dirawat oleh perusahaan sepeda ternama yaitu Giant. Sepeda ini dilengkapi dengan fasilitas lampu yang otomatis menyala saat digunakan, bell, keranjang depan, sedel yang bisa disetel, dan 3-gears yang bisa dirubah sesuai keperluan.
Menariknya lagi U-Bike ini dilengkapi dengan U-Bike station yang tersebar dimana-mana. Jika kita mengambil sepeda di station A maka nantinya kita dapat meletakkan sepeda di station B tanpa harus mengembalikan di station semula. 

Untuk menggunakan fasilitas U-Bike caranya sangat mudah, salah satunya bisa menggunakan easy card yang sebelumnya telah didaftarkan melalui U-Bike kiost. Pendaftaran untuk menjadi member U-Bike caranya mudah dan gratis. Pilih menu bahasa yang ada di U-Bike kiost dan ikuti petunjuk teknisnya termasuk dengan mengisi nomer handphone Taiwan. Setelah itu masukkan kode verifikasi, yang secara otomatis akan dikirim melalui handphone, untuk mendapatkan approval. 

U-Bike Kiosk dan U-Bike Station
Easy card yang sudah terdaftar sebagai member dan tentunya berisi deposit selanjutnya dapat kita gunakan untuk menyewa sepeda dengan cara menempelkannya pada sensor tepat di samping sepeda baik saat menyewa maupun mengembalikan. Tarif penggunaan U-Bike dihitung berdasarkan waktu penggunaan dengan rincian sebagai berikut:
  • 30 menit pertama free (untuk penggunaan pertama, sedang penggunaan kedua 5 NTD)
  • 30 menit berikutnya hingga 4 jam   10 NTD/ 30 menit
  • 4 jam - 8 jam berikutnya                  20 NTD/ 30 menit
  • 8 jam - seterusnya                            40 NTD/ 30 menit
Pengalaman saya menggunakan U-Bike paling jauh adalah perjalanan dari Gongguan Taipei menuju Tamsui yang terletak di New Taipei, ditempuh sekitar 4 jam dan itu sangat menyenangkan. So selamat bersepeda ria menggunakan U-Bike, alternatif transportasi yang praktis, murah, mudah dan menyehatkan.

Fakta keren burung di Taiwan

Satu peristiwa yang membuat saya kagum kepada burung yang hidup di Taiwan adalah ketidaktakutan mereka terhadap manusia yang mendekatinya. Ciptaan Allah SWT ini seolah tidak merasa terancam sama sekali meskipun saya berdiri hanya berjarak 1,5 meter dari burung indah khas Taiwan berjenis Magpie (berwarna biru dengan ekor panjang). Menurut Zenon Reuel, salah seorang pemerhati burung, setiap burung pada dasarnya memiliki kecerdasan merekam pengalamannya ketika berinteraksi dengan manusia. Jika yang dialami adalah pengalaman baik, maka burung akan merasa tenang dan bersahabat, namun sebaliknya manakala yang terekam dalam ingatannya adalah semacam gangguan, maka burung akan merasa takut. 

Taiwan Blue Magpie

Subhanallah sungguh luar biasa ciptaan Allah SWT ini. Burung dengan kemampuan refleksi sikap, terbang, dan lain sebagainya tidak terlepas dari kehendak Allah SWT.

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (QS. An-Nahl: 79)

Burung yang hidup di Taiwan ini merupakan makhluq Allah yang beruntung. Sebut saja greean area, hutan, pegunungan, dan taman kota semua menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi burung-burung untuk sekedar berkicau maupun mencari makan. Pemerintah Taiwan sendiri melalui Animal Protection Law atau Undang-Undang Perlindungan Hewan menetapkan bahwa siapapun tidak boleh melakukan penganiayaan, penyiksaan, melukai, dan menyakiti hewan (termasuk burung). Bagi yang terbukti sesuai putusan peradilan maka deportasi menjadi hadiah yang tak terlupakan bagi seorang WNA yang bekerja atau studi di Taiwan.

Akhir kata sudah menjadi tugas kita manusia sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi untuk menjaga semua makhluq-Nya termasuk burung agar dapat hidup dengan bebas tanpa ancaman.

Wallahua'lam

Friday 6 April 2018

Kartu Penduduk di Taiwan: Alien Residence Certificate (ARC)

Ada satu hal yang unik di Taiwan terkait dengan kependudukan. Visa tinggal/studi di Taiwan ternyata harus dikonversi menjadi Alien Residence Certificate (ARC). Sepintas agak seram ya karena disebut alien atau makhluk asing tapi memang begitulah fungsi ARC bagi warga asing yang tinggal di Taiwan sebagai pengganti visa sekaligus KTP. Di dalam ARC memuat kode ARC, identitas diri dan alamat tinggal.


Dokumen ini harus diurus sendiri ke national immigration agency yang beralamat di 15, Guangzhou Street, Zhongzheng District, Taipei City, 100 (bagi yang tinggal di Taipei) selambat-lambatnya 15 hari setelah kedatangan kita di Taiwan. Untuk mendapatkan ARC syaratnya mudah:
  1. Mengisi form pendaftaran yang bisa diperoleh di kantor imigrasi setempat 
  2. Passport dengan masa berlaku minimal 6 bulan, termasuk resident visa
  3. Foto ukuran passport (3.5×4.5 cm) berwarna dengan latar belakang putih (2 lembar)
  4. Enrollment certificate (Surat keterangan sekolah) dari Universitas yang bersangkutan 
  5. Surat Keterangan Tinggal (bagi yang di dorm maka bisa minta ke OIA)
Untuk antisipasi siapkan seluruh fotocopy semua dokumen di atas. Tinggal submit dan Insyaallah ARC akan jadi 14 hari kerja setelah pengajuan. Biaya yang harus dikeluarkan yaitu NTD1000 dengan masa berlaku 1 tahun.

Selamat berburu ARC. Cepat dan mudah.

Mau kerja part time di Taiwan? harus punya work permit

Dalam kesempatan ini saya sekedar akan berbagi cerita mengenai persyaratan seorang student yang ingin mencari pekerjaan sampingan secara part time. Ada banyak peluang sebenarnya misal bekerja sebagai teaching assistant, research assistant, panitia international conference, penerjemah, sharing budaya dan bahasa ke sekolah-sekolah, pelayan toko, dan lain-lain. Pada prinsipnya pemerintah Taiwan mensyaratkan setiap pekerja memiliki work permit (WP). Nah proses registrasi WP ini sangat mudah bisa dilakukan secara offline maupun online. Kali ini kita akan fokus pada cara online.

Pertama
Buka website https://ezwp.wda.gov.tw/wcfonline/wSite/Control?function=IndexPage kemudian bikin akun pribadi baru sebagai student dan mengisi identitas diri (siapkan passport, kartu ARC, dan alamat tinggal).

Kedua
Siapkan semua syarat yang diperlukan yaitu:
  1. Scanned file ARC/Alien Residence Card (halaman muka dan halaman belakang)
  2. Scanned file Passport (halaman muka)
  3. Scanned file Student ID
  4. Scanned file Enrollment Certificate (sesuai tahun ajaran spring/fall cetak di kampus)
  5. Scanned file Department Statement Certificate (semacam surat pernyataan yang distempel kepala jurusan).
  6. Scanned file WP Receipt  (100NTD dibayar melalui Post Bank)
Upload keenam file di atas melalui akun pribadi yang terdaftar. Teknis pengisian bisa mengikuti https://ezwp.wda.gov.tw/wcfonline/wSite/download/student.pdf. Submit semua dokumen.

Ketiga
Proses berikutnya adalah menunggu 9-10 hari kerja untuk diverifikasi oleh pihak OIA (Office of International Affairs) kampus masing-masing. Jika lolos maka dokumen akan dilanjutkan ke Kementerian Tenaga Kerja Taiwan. Jika sudah disetujui maka secepatnya kita akan mendapat email pemberitahuan untuk mengambil kartu WP melalui OIA. Done. Kartu jadi maka kita sudah resmi mendapat izin bekerja dengan masa berlaku 6 bulan.

Jika ada hal-hal yang ingin dikomunikasikan silakan. Selamat mencoba dan semoga berkah.

Saturday 24 March 2018

Merajut masa depan bertaut keimanan di negeri Formosa


Satu hal yang menarik untuk diperbincangkan tentang masa depan adalah ketidakpastiannya. Banyak orang yang menjadi gelisah dan khawatir memikirkannya. Dalam Islam masa depan adalah wilayah ilahi atau ketuhanan (Luqman ayat 34) bukan insani atau manusia. Dalam sebagian ayat tersebut dinyatakan bahwa Tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya dan diperolehnya besok. Sehingga yang perlu dilakukan oleh seorang hamba adalah menerima kenyataan bahwa ternyata kita tidak dapat mengontrol segalanya dan berikhtiar optimal untuk memilih jalan menuju masa depan yang baik termasuk mengambil opsi belajar atau bekerja di luar negeriSebelum bercerita banyak tentang bagaimana peluang dan tantangan dalam meraih masa depan bertaut keimanan di Taiwan, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu latar belakang dan budaya negeri yang dikenal sebagai Formosa atau pulau yang indah ini.  


Taipei 101 dengan lampu LED hijau
Ketika menyebut negara maju yang terkenal dengan Taipei 101 ini mungkin terbesit dalam benak kita kaitannya dengan Cina. Boleh jadi masih ada diantara kita yang belum mengerti perbedaannya. Cina yang memiliki nama resmi People’s Republic of China (PRC) merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar dunia dan menganut sistem ekonomi sosialis berideologi komunis. Adapun Taiwan dengan nama resmi Republic of China (ROC) menganut sistem ekonomi kapitalis. Sehingga secara falsafah kehidupan, dua negara yaitu Cina dan Taiwan memiliki pandangan yang berbeda.  Terlepas dari perbedaan tersebut dikarenakan faktor sejarah disintegrasi, sayangnya sampai hari ini Taiwan belumlah menjadi negara yang merdeka seutuhnya karena baru 23 negara yang mengakuinya sebagai negara berdaulat.  Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sendiri belum mengakui Taiwan sebagai sebuah negara sehingga baik di Jakarta maupun di Taipei berbagai kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Taiwan seperti bidang pendidikan, ekonomi, dan pengurusan visa dilakukan melalui Kantor Dagang dan Ekonomi.
Taiwan dikenal sebagai negara yang sangat menghargai budaya, pendidikan, dan memiliki teknologi maju. Ada beberapa alasan kenapa dikatakan demikian. Pertama, bahasa yang digunakan penduduknya adalah bahasa Cina dengan karakter Cina tradisional yang notabene sudah mulai ditinggalkan termasuk oleh Cina sendiri yang memilih menggunakan karakter Cina modern. Kedua, lebih dari 10 museum bersejarah dapat ditemukan di Taiwan dengan area publik luas, fasilitas yang lengkap dan akses yang mudah.  Ketiga, masih ada sekitar 14 suku keturunan Aborigin yang tinggal di negeri ini meskipun kurang dari 2% dari penduduk Taiwan. Suku Aborigin diperkirakan sudah mendiami Taiwan selama 8000 tahun sebelum imigrasi masal oleh Dinasti Han Cina pada abad 17. Keempat, pendidikan di Taiwan relatif maju. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) merilis 5 urutan negara berdasarkan sistem pendidikan terbaik di dunia dalam bidang matematika dan sains yaitu Singapura, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan. Di level pendidikan tinggi saat ini Pemerintah Taiwan sedang gencar memberikan berbagai macam beasiswa untuk mahasiswa internasional dalam rangka menggenjot universitas kelas dunia.  Kelima, hampir semua fasilitas publik di Taiwan sudah menggunakan teknologi maju dan cukup produktif dalam mengembangkan dan menciptakan berbagai merek teknologi kelas dunia seperti Acer, Asus, HTC, BenQ, D-Link, Trend Micro, MSI, dan Mio Tech.

Ma Bufang, Jenderal Muslim dijuluki pedang Kuomintang

 Selanjutnya berbicara tentang budaya dan dinamikanya maka tidak terlepas dari agama. Dalam hal ini agama yang berkembang di Taiwan sebenarnya ada banyak, beberapa diantaranya yaitu Konfusianisme, Taoisme, Buddhisme, Kristen, Islam, dan lain-lain. Bahkan Pew Research Center (2014) menempatkan Taiwan di urutan kedua dalam indeks keanekaragaman agama yaitu pengakuan terhadap 26 agama, sedangkan nomor satu ditempati Singapura. Uniknya semua agama tersebut dapat hidup berdampingan dan harmonis. Yang menarik adalah membahas bagaimana Islam bisa hadir di negara ini? Ahli sejarah meyakini Muslim Tiongkok kali pertama datang ke Formosa pada tahun 1683. Kebanyakan Muslim Taiwan saat ini adalah anak-anak dan cucu tentara nasionalis Tiongkok atau Kuomintang (KMT) pimpinan Chiang Kai Shek bersama salah satu anak buahnya yang sholih bernama Jenderal Ma Bufang. Mereka menetap di Taiwan tahun 1949, menyusul kekalahan dalam perang melawan komunis Tiongkok pimpinan Mao Zedong. Islam sering disebut Hui Jiao atau agama orang Hui yang jumlahnya sekitar dua puluh ribu atau 0,1 persen dari 23 juta penduduk Taiwan. Melihat statistik ini tentu bukan hal yang menggembirakan apalagi menurut Ibrahim, salah satu pemuda muslim Taiwan, jumlah muslim lokal Taiwan cenderung menurun dari waktu ke waktu dikarenakan lemahnya kaderisasi. Menurutnya salah satu cara untuk mengantisipasi hal ini adalah hadirnya lembaga pendidikan formal agama Islam bagi pemuda muslim Taiwan agar regenerasi berjalan dengan masif. Isu ini tentu bukan hanya merupakan beban bagi masyarakat muslim Taiwan tetapi sudah menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai saudara seiman. Ada banyak imigran muslim yang belajar atau bekerja di Taiwan yang sebenarnya memiliki peluang untuk bersama-sama menjadi bagian dari solusi atas mandeg nya regenerasi ini.
Melihat tipologi budaya, pendidikan, kemajuan teknologi, dan perkembangan agama Islam di Taiwan sebenarnya ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi kita dalam upaya merengkuh masa depan. Salah satu peluang yang nyata yaitu makin masifnya peluang studi lanjut melalui beasiswa di berbagai perguruan tinggi baik pemerintah maupun swasta, merupakan angin segar bagi siapa saja termasuk kita untuk berkompetisi secara sehat menuju kesetaraan kualitas pendidikan. Namun perlu diingat bahwa tugas kita sebagai umat Islam dalam ikhtiar mencari kehidupan layak untuk masa depan adalah senantiasa terikat dalam keimanan. Satu hal yang tidak boleh terlupakan bahwa keimanan adalah aset paling berharga yang harus senantiasa disiram dan dirawat dengan amal sholih. Permasalahan minimnya perkembangan Islam di Taiwan baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan tantangan sekaligus lahan amal sholih bagi kita semua melalui sebuah seruan kebaikan yaitu da’wah. Sudah bukan rahasia lagi bahwa dakwah memiliki dimensi yang sangat luas mencakup da’wah fardhiyah (individu), da’wah ‘ammiyah (umum), dan da’wah bil hal (tindakan nyata). Ketiga cara ini dapat dipilih oleh setiap hamba Allah sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Jalan untuk berda’wah menjadi tidak sulit dikarenakan pemerintah Taiwan memberikan kebebasan beragama bagi siapa saja sepanjang tidak mengganggu kepentingan publik. Jika kita belum sanggup untuk menyampaikan ajaran Islam kepada mereka, karena mungkin terkendala bahasa atau hal lain, minimal kita bisa memilih berda’wah dengan memberikan keteladanan nilai-nilai Islam di tengah keberagaman masyarakat Taiwan dengan cara hadir dan hidup bersama dengan akhlaq yang baik dan berupaya ikut memakmurkan masjid. Ada dua masjid di Taipei yaitu Grand Mosque (masjid besar) dan Cultural Mosque (masjid kecil). 

Grand Mosque di Da'an District Taipei

 Model da’wah apapun yang kita pilih diharapkan dapat meningkatkan perkembangan umat Islam di Taiwan khususnya bagi penduduk lokal. Ada sebagian warga Indonesia yang memilih untuk bekerja secara profesional dan sebagian lagi mengambil pilihan untuk studi lanjut baik S2 maupun S3. Apapun posisi kita, insyaallah dengan niat yang benar dan baik untuk belajar atau bekerja dengan tetap teguh pada keimanan akan mengantarkan kita menuju masa depan gemilang untuk Indonesia sejahtera di bawah keridhaan Allah SWT.  Mengutip pendapat Anthony Robbins, "Masa lalu Anda tidak sama dengan masa depan Anda, yang penting bukan apa yang Anda lakukan kemarin, tetapi apa yang Anda lakukan sekarang".