Sampah sudah menjadi isu masyarakat dunia yang luar biasa. Produksi sampah harian setiap keluarga dan industri menjadi ancaman yang nyata jika tidak dikelola dengan baik. Keberadaan keranjang sampah pun belum tentu menjadi solusi kebersihan sebab sebagai contoh di Taiwan sangat sulit kita temukan keranjang sampah di area publik namun tetap saja bersih, sehingga persoalan bukan di ketersediaan tapi mental. Sehingga tiap negara punya cara tersendiri mengelola sampahnya. Kali ini kita akan coba kupas bagaimana Taiwan melakukannya.
Pemerintah Taiwan di tahun 2000 mencoba melakukan revolusi terhadap pengelolaan sampah. Menurut harian Taipei Times yang dirilis 2011, caranya adalah memberikan dua pilihan kepada penduduknya untuk
- Membeli plastik khusus yang dijual pemerintah dengan harga tidak murah. Plastik sampah ini bisa digunakan untuk sampah jenis apa saja atau bahasa lain all we can throw
- Mensortir sampah rumah tangga sendiri agar dapat didaur ulang, kemudian dibungkus menggunakan plastik bebas
Sebagian besar penduduk Taiwan memilih opsi kedua demi penghematan meskipun harus mensortir sampahnya sebelum dibuang.
|
Blue plastic provided in minimarket |
|
People unit to throw the trash |
Hebatnya lagi menurut Chen (2016) pada Jurnal Wall Street, Taiwan mampu mendaur ulang sampahnya hingga 55% jauh di atas Amerika Serikat pada angka 35%. Bahkan dalam jangka panjang Taiwan dengan populasi 23,5 juta penduduk ini berencana daur ulang sampahnya hingga total 100% alias zero waste. Rencana ini bagian dari konsekuensi Taiwan sebagai salah satu anggota negara yang tergabung dalam Environmental Protection Administration (EPA) yang memiliki komitmen bahwa setiap penduduk harus secara sadar dan mandiri mensortir sampahnya dalam tiga kategori yaitu sampah umum, sampah daur ulang dan sampah makanan/sayuran/buah-buahan. Masing-masing jenis sampah ini ada penangannya, sampah umum dibakar, sampah daur ulang didaur ulang menjadi produk bernilai, dan sampah makanan terbagi dua alternatif (yang mentah dijadikan pupuk kompos dan yang matang dijadikan makanan untuk ternak babi).
Hal menarik lainnya adalah strategi pengangkutan sampah. Pada jam tertentu selalu ada truk sampah kuning dengan suara musik instrumen “A Maiden’s
Prayer” menghampiri titik-titik tertentu untuk mengangkut sampah. Begitu masayarakat mendengar musik klasik yang suaranya lebih seperti penjual es krim ini mereka langsung bergegas keluar dari rumahnya menuju titik pemberhentian truk sampah dan membuang sampah ke truk untuk dipadatkan. Biasanya truk kuning ini diikuti dengan truk kecil yang khusus membawa sampah daur ulang. Pingin tahu bagaimana suasana pengumpulan sampah di taiwan, simak video pada tautan berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=ainXwunVDw0
No comments:
Post a Comment