Pernah tahu lirik lagu ini: "Bangun tidur, tidur lagi. Bangun lagi, tidur lagi. Bangun, tidur lagi"?
Sudah belasan bahkan puluhan tahun, setiap malam kita memejamkan mata untuk melepaskan segala lelah fikiran dan fisik. Siapa pun menikmatinya, apalagi tidurnya nyenyak dan mimpi indah. Namun barangkali tidak kita sadari bahwa sudah bertahun-tahun juga kita melewati serial kematian kecil dalam hidup.
Denyut jantung dan hembusan nafas berfungsi dengan sendirinya dan sangat bergantung kepada kehendak Allah SWT. Ketika sedang asyik tidur kita tidak sadar apapun yang sedang terjadi di sekeliling kita. Itu artinya semua di luar kendali kita. Hubungan dengan dunia terputus sementara dan pernafasan juga tidak mampu dikendalikan serta segala kemungkinan bisa saja terjadi saat itu.
Allah SWT bisa saja memilih untuk menahan atau mengembalikan nyawa ke jasad kita sesudah tidur. Andai Allah SWT tidak mengembalikan nyawa maka tentu kita tidak akan bangun lagi untuk selamanya. Tempat tidur yang kita anggap sebagai tempat yang relatif aman ternyata menjadi tempat dimana detak jantung kita berhenti. Astaghfirullah.
Sungguh kematian itu bisa datang kapan saja, dimana saja, kepada siapa saja, dengan cara apa saja, dan dalam keadaan apa saja. Sesungguhnya kita ini milik Allah SWT dan akan kembali kepada Allah SWT.
Ya, umur adalah rahasia Allah SWT sekaligus karuniaNya. Nikmat umur ini tidaklah kekal, tetapi bersifat sementara sampai waktunya diambil oleh pemilik sejatinya. Bersyukur dengan umur berarti berikhtiar mengisi satuan waktu ini dengan senantiasa berusaha mendekatkan diri dengan Allah SWT dan membekali diri dengan amal-amal yang diridhoiNya.
No comments:
Post a Comment